BERJUANG TANPA LELAH---CIPTAKAN RUANG PASAR TANPA PESAING DAN BIARKAN KOMPETISI TAK LAGI RELEVAN (KIM & MAUBORGNE)"

Sabtu, 28 Februari 2009

Jalur Narkoba di Indonesia

Sex in Prison


Prolog :

In this Picture is Two hooded and naked Iraqi prisoners made to simulate oral sex inside the Abu Ghraib prison near Baghdad in Iraq, in this undated photo. The U.S. military has reprimanded six senior commissioned and non-commissioned officers in connection with the abuse of prisoners, a senior U.S. military official said May 3, 2004. The alleged abuses were said to have involved around 20 prisoners and took place in November and December last year. The reprimands, the most serious written punishment the U.S. army hands down, are private and no details would be released on the names or ranks of those punished, the U.S. official said. (taken from http://picasaweb.google.com/lhview?q=sex%20in%20prison&pcs=G&filter=1#5173590184011887602)


Perilaku Menyimpang Dalam Pemenuhan Kebutuhan Seksual Narapidana
(Studi Kasus Terhadap Lima Narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Pusat)
By. Edward-33 (Penelitian dilakukan Tahun 2003)

Perampasan hak seksual (sexual deprivation) merupakan salah satu bentuk kesakitan yang dialami oleh narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan, terutama kebebasan untuk melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis (loss of heterosexual relationship). Hal ini kemudian menimbulkan penyimpangan berupa narapidana berusaha melakukan hubungan seksual dengan sejenis (homoseksual), atau melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis dengan memanfaatkan oknum petugas untuk memfasilitasinya.

Rumah Tahanan merupakan suatu komunitas yang kompleks dimana orang dengan berbagai latar belakang pekerjaan, budaya dan sebagainya namun dengan kesamaan jenis kelamin ditempatkan dalam satu tempat yang sama dalam jangka waktu tertentu.

Prinsip-prinsip pembinaan narapidana dengan pendekatan lebih manusiawi berdasarkan Sistem Pemasyarakatan terutama untuk membentuk narapidana agar menjadi manusia seutuhnya. Hal ini mengandung makna bahwa pembinaan narapidana dalam Sistem Pemasyarakatan merupakan upaya untuk mewujudkan reintegrasi sosial yaitu pulihnya kesatuan hubungan hidup narapidana sebagai individu, makhluk sosial dan makhluk tuhan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku menyimpang narapidana dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya terdiri dari penyimpangan secara biologis yaitu homoseksual dan penyimpangan secara KKN yaitu pemenuhan kebutuhan seksual dengan lawan jenis pada saat dan diluar jam kunjungan dengan memanfaatkan akomodasi oknum petugas. Faktor penyebab terjadinya penyimpangan adalah aturan kunjungan narapidana yang belum dijabarkan secara lebih lanjut sehingga memunculkan celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh narapidana dan pengunjung serta oknum petugas, tingkat pengetahuan petugas yang masih minim dalam menjalankan tugasnya dalam membina narapidana dan faktor over kapasitas di Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Pusat.




Jumat, 27 Februari 2009

Apakah Lingkungan Kerja Anda Mempengaruhi Produktivitas Kerja Anda ?

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK DENGAN KEPUASAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN LAPAS KLAS IIA NARKOTIKA CIPINANG JAKARTA

By. Edward-33

Manusia merupakan unsur terpenting dalam organisasi, karena manusia adalah pelaku organisasi yang menjalankan dan mengendalikan jalannya organisasi. Sedangkan alat-alat dan perlengkapan lain dalam organisasi hanya merupakan instrumen yang dikendalikan manusia. Oleh karena itu, sangat penting bagi sebuah organisasi untuk memberikan perhatian kepada karyawan agar dapat menghasilkan kinerja sesuai dengan harapan. Pada kenyataannya, tidak semua karyawan mampu produktif sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Hal ini disebabkan karena setiap individu memang memiliki kapasitas pribadi yang tidak sama. Selain itu, adanya pengaruh dari komunikasi organisasi dan lingkungan kerja fisik sangat menentukan produktivitas seseorang. Lingkungan kerja fisik yang buruk dan komunikasi organisasi yang tidak kondusif cenderung akan membuat karyawan kurang termotivasi untuk menunjukkan produktivitas yang lebih baik.

Dalam penelitian ini ada dua pertanyaan penelitian yang hendak dijawab yaitu bagaimana hubungan antara komunikasi organisasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja serta bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden dari total 178 populasi yang ada. Teknik analisis data menggunakan memanfaatkan perangkat SPSS 12 for windows dan LISREL 8.3.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa komunikasi organisasi, lingkungan kerja fisik, kepuasan kerja dan produktivitas kerja karyawan Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta dapat dikategorikan baik. Sementara berdasarkan hasil analisis model menggunakan LISREL 8.3 menunjukkan bahwa model analisis awal tidak fit sehingga tidak bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan dan hipotesa penelitian. Untuk itu diajukan dua model analisis alternatif, yaitu alternatif I menunjukkan bahwa model memiliki cdmin/df lebih besar dari 2, nilai Chi-Square sebesar 34.96, nilai p = 0,00629, RMSEA = 0,103, GFI = 0,92, AGFI = 0,83, IFI = 0,95 dan CFI = 0,94. Dari model ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi merupakan prediktor dari kepuasan kerja, sedangkan kepuasan kerja merupakan prediktor dari produktivitas kerja. Sedangkan alternatif model II diperoleh suatu model yang memiliki kriteria fit. Model tersebut memiliki nilai cdmin/df lebih besar dari 2, nilai Chi-Square sebesar 6,49, nilai p = 0,59212, RMSEA = 0,000, GFI = 0,98 , AGFI = 0,94, IFI = 1,01 DAN CFI = 1,00. Dari model ini menunjukkan bahwa komunikasi organisasi yang baik akan semakin meningkatkan produktivitas kerja.

Dari hasil jawaban responden dapat diketahui bahwa hubungan komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja dan produktivitas kerja tergolong kuat, oleh karena itu Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta perlu meningkatkan efektivitas komunikasi dalam organisasi, selain itu juga pentingnya membina komunikasi yang baik dengan stake holder diluar institusi yang akan terus meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang menyatu menjadi produktivitas organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan produktivitas kerja pada Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa untuk institusi lapas, dibangunnya gedung baru dengan fasilitas dan tingkat keamanan yang baik tidak menjamin meningkatnya kepuasan kerja dan produktivitas kerja karyawannya.

Hubungan komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja pada Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta tergolong sangat kuat. Untuk itu perlu dibina, dipupuk dan ditingkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki serta kebanggaan akan organisasi sehingga tercipta suasana kerja yang sehat dan produktif.Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta yang optimal perlu ditingkatkan efektivitas komunikasi dalam organisasi baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal, perlu banyak memberikan kesempatan kepada karyawan/bawahan untuk mengeluarkan ide-ide dan gagasannya, arahan kepada karyawan agar menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat, menggunakan biaya secara efisien dan efektif serta melaksanakan tugas sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Kondisi ini akan memunculkan sikap saling menghargai dan memahami antar atasan dan karyawan, sesama atasan dan sesama karyawan yang mendukung peningakatan produktivitas kerja.


English Version :


THE RELATION OF COMMUNICATION OF ORGANIZATION AND PHYSICAL JOB ENVIRONMENT WITH JOB SATISFACTION AND PRODUCTIVITY OF THE OFFICER IN IIA CLASS DRUGS DETENTION CENTER CIPINANG JAKARTA


Human is the most important things in organization because human being is the actor in organization who run and manage the direction of it. Other tools and equipments in organization become an instrument controlled by human. For that reason, it is important for organization to give attention on employee to perform well. In fact, not all of the employee can perform well as expected. It is because every individual has different individual capacity. Besides, the influence of organizational communication and physical job environment determine individual’s performance. Terrible physical job environment and organizational communication which are not conducive will make employee do not have good motivation to perform well.

In this research there are two research questions that will be answered, which are how is the relation between communication of organization and physical job environment with job satisfaction and how is the relation between job satisfaction with job productivity of the employee in IIA Class Drugs Detention Center Jakarta. The method which is used is survey with questionnaire. Sample which is chosen is 100 respondents from total population of 178. To analyze the data, SPSS 12 for windows and LISREL 8.3 are applied.

Base on the result of the research, it is found that organizational communication, physical job environment, job satisfaction and productivity of the employee in IIA Class Drugs Detention Center can be categorized as good. Meanwhile, base on model analysis using LISREL 8.3, it is found that initial model analysis is not suitable, hence it cannot be used to answer question and research hypotheses. For that reason, it is proposed two alternative analyses, which are first alternative that show that the model has cdmin/df bigger than two, the value of Chi-square is 34.96, the value of p is 0.00629, RMSEA is 0.103, GFI is 0.92, AGFI is 0.83, IFI is 0.95, and CFI is 0.94. The model shows that communication of organizational variable is the predictor for job satisfaction, and job satisfaction is the predictor of job satisfaction.

The second alternative model is taken from a model which has suitable criteria. The model has the value of cdmin/df bigger than 2, the value of Chi-square is 6.49, p value is 0.59212, RMSEA is 0.000, GFI is 0.98, AGFI is 0.94, IFI is 1.01, and CFI is 1.00. The model shows that good organizational communication will increase job productivity.

From respondent’s answers it can be known that the relation between organizational communication with job satisfaction and productivity is strong. For that reason, IIA Class Drugs Detention Center should increase effective communication in the organization. Besides, it is also important to develop good communication with stake holder outside the center that will constantly raise employee’s productivity. The result also shows job environment do not give significant influence on job satisfaction and productivity. It is proven that for the center, a new building with its facilities and maximum security level does not guarantee the rise of job satisfaction and productivity of the employee.

The relation of communication of organizational and job satisfaction is categorized very strong. Therefore, it should be develop, flourish, and lush the in-group, ownership and pride on the organization so the environment of pleasant and productive will be shaped. To optimize the optimum productivity, the effective communication must be improved in the organization vertically and horizontally. Lower level employee should be given a chance to explore their ideas and they must be directed to use their time for useful activities. They also should be engaged to use budget efficiently and effectively and do their job right on time. This situation will develop respectful and mutual understanding between functionaries and employees, among the functionaries and among the employee which support the rise of job productivity.