Diskusi ini tergolong diskusi ringan yang berangkat dari keprihatinan kami terhadap kondisi kesehatan anak anak kami di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kutoarjo. Walau ringan namun secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, karena dilakukan melalui riset yang mumpuni, yakni dengan melakukan wawancara langsung dengan anak, menyebar quesioner kemudian langsung diklarifikasi di tempat, melihat langsung kondisi fisik anak termasuk melihat kondisi sanitasinya dan yang terakhir adalah melakukan pengolahan data. Riset dilakukan terhadap 59 anak (dari total anak saat penelitian 73 anak - per tanggal 23 Maret 2016); dimana 56 responden anak laki-laki dan 3 responden anak perempuan.
Terdapat Lima (5) item yang menjadi fokus riset ini, yakni :
- Kondisi penyebaran penyakit
- Kondisi pengobatan
- Persediaan alat-alat mandi dan cara memakai alat
- Pakaian dan alas kaki dan cara memakai pakaian
- Cara memakai alat tidur.
Berdasarkan data yang diambil terdapat 9 jenis penyakit yang diidap oleh anak-anak dan yang mengalami kesembilan penyakit tersebut adalah semua responden laki-laki. Dalam Figure berikut ini juga menjelaskan bahwa satu anak bisa mengalami dua hingga tiga gejala penyakit secara bersamaan.
Adapun kesembilan jenis penyakit tersebut dapat dilihat pada Figure (1) berikut :
Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai penyakit kulit yang diidap, dan hasilnya menunjukkan 94.6% mengidap penyakit kulit dan kesemuanya adalah responden laki-laki; sebagaimana bisa dilihat pada Figure (2) berikut ini :
Selanjutnya adalah berkenaan dengan waktu mendapatkan gejala penyakit kulit tersebut, apakah sebelum masuk LPKA atau setelah masuk LPKA, jawaban responden bisa dilihat pada Figure (3) sebagai berikut :
Berdasarkan figure diatas bisa dilihat bahwa mayoritas persebaran penyakit terjadi ketika anak masuk LPKA, yakni 39.3% di fase 0-1 bulan, 21.4% di fase 1-2 bulan, 7.1% di fase 2-3 bulan dan 16.1% di fase 3 bulan keatas.
II. Kondisi Pengobatan
Kondisi pengobatan untuk menjelaskan jenis pengobatan yang diterima oleh anak dengan cara mendatangi klinik LPKA bertemu langsung dengan petugas kesehatan atau pengobatan rutin yang dilakukan oleh Puskesmas Kutoarjo setiap dua kali dalam satu bulan.
Data menunjukkan bahwa sebagian besar anak telah diberikan obat sesuai keluhan terutama berkenaan dengan penyakit kulitnya. 41.5% diberikan obat oles dan obat minum, dan 49.1% satu dari obat oles atau obat minum, selebihnya 9.4% belum diobati. Hal ini dapat dilihat pada Figure (4) berikut ini :
Kondisi pengobatan juga untuk menunjukkan intensitas anak menjaga kebersihan diri terutama berkenaan dengan mandi dalam satu hari. Secara umum anak peduli dengan kebersihan diri dalam hal mandi, yakni mandi 4 kali sehari sebanyak 3.6%, mandi 3 kali sehari sebanyak 44.6% dan mandi sebanyak 2 kali sehari sebanyak 51.8%. Hal ini sebagaimana bisa dilihat pada Figure (5) sebagai berikut :
III. Persediaan Alat Mandi dan cara Memakai Alat
Persediaan alat mandi dan cara pemakaiannya untuk menjelaskan bagaimana distribusi alat mandi terutama sabun yang diterima oleh anak berikut cara penggunaan sabun dan handuk. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa antara anak yang punya sabun mandi pribadi dan yang tidak memiliki selisih yang banyak yaitu 55.4% menyatakan memilik sabun pribadi dan 41.1% menyatakan tidak memiliki sabun pribadi, selebihnya 3.6% tidak ada jawaban, selengkapnya dapat dilihat pada Figure (6) berikut ini :
Alat mandi berupa sabun diperoleh oleh anak melalui dua cara, yakni pembagian dari pihak LPKA yang diberikan secara rutin dua kali dalam satu bulan per anak, atau diperoleh sendiri dengan cara membeli di kantin koperasi atau dari keluarga ketika mereka dikunjungi. Namun dengan alasan untuk berhemat dan solidaritas antar teman, maka pemakaian sabun umumnya dipakai secara bersama-sama dengan anak lainnya, yakni sebanyak 51.8% bersama dengan lebih dari 5 anak, sebanyak 26.8% bersama dengan 2 hingga 4 anak, sebanyak 17.8% memakai sendiri dan 3.6% tidak memakai sabun. Hal ini sebagaimana terlihat pada Figure (7) berikut ini :
Handuk merupakan salah satu kelengkapan alat mandi, dimana handuk digunakan untuk mengeringkan badan setelah basah oleh air mandi. Handuk tidak disediakan oleh pihak LPKA, jadi kepemilikan handuk merupakan barang bawaan dari anak sendiri. Dari data terlihat bahwa sebagian besar anak tidak memiliki handuk sebanyak 42.9%, memiliki satu lembar handuk sebanyak 55.3% dan yang memiliki dua lembar handuk sebanyak 1.8%. Hal ini sebagaimana tergambar pada Figure (8) berikut ini :
Cara menggunakan handuk merupakan salah satu pintu masuknya penyakit kulit. Perilaku anak dalam menggunakan handuk hampir sama dengan perilaku penggunaan sabun mandi, dimana sebanyak 30.4% digunakan bersama-sama dengan 2 hingga 4 anak, 41.1% digunakan bersama-sama dengan lebih dari 5 anak, 16.1% menggunakan handuk sendiri, 3.6% menggunakan media lain berupa baju dan 8.9% tidak menggunakan handuk sama sekali. Berikut bagannya dalam Figure (9) berikut ini :
IV. Pakaian dan Alas Kaki dan Cara Memakai Pakaian
Pakaian merupakan barang pribadi yang dimiliki oleh anak-anak baik yang diperoleh pada saat masuk LPKA maupun yang dibawa oleh keluarga saat berkunjung, selain itu terdapat pakaian yang diberikan oleh pihak LPKA dan masuk dalam kategori inventaris, yakni pakaian seragam sekolah, pakaian seragam pramuka, kaos seragam dan alas kaki berupa sepatu.
Penelitian ini untuk menunjukkan bagaimana pola pakai anak-anak terhadap pakaian mereka, apakah selalu memakai pakaian sendiri atau bertukar pakaian dengan anak lainnya, dan ternyata hanya 17.9% anak yang menggunakan pakaiannya sendiri tanpa bertukar pakaian dengan anak lainnya, sementara 16.0% sering bertukar pakaian, 62.5% kadang-kadang bertukar pakaian selebihnya 3.6% tidak ada jawaban. Hal ini bisa dilihat pada Figure (10) berikut ini :
Penggunaan sabun cuci merupakan salah satu cara menjaga kebersihan pakaian anak. Anak mendapatkan sabun cuci dengan cara membeli di kantin koperasi atau diberikan oleh keluarganya saat berkunjung. Cara penggunaan sabun cuci oleh anak sebanyak 58.9% setiap kali digunakan, sebanyak 39.3% kadang-kadang tidak pakai dan sebanyak 1.8% tidak pakai. Hal ini bisa dilihat pada Figure (11) berikut ini :
V. Cara Memakai Alat Tidur
Alat tidur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kasur dan bantal. Kasur diberikan kepada anak pada saat mereka masuk LPKA per anak mendapatkan satu kasur, sementara untuk bantal tidak disediakan oleh pihak LPKA karena kasur yang diberikan merupakan sejenis kasur lipat yang memiliki "gundukan" diatasnya yang bisa difungsikan sebagai bantal, namun tidak menutup kemungkinan anak memiliki bantal sendiri dengan cara mendapatkannya dari keluarga yang berkunjung. Berikut cara penggunaan kasur dan bantal oleh anak sebagaimana terlihat pada Figure (12) dan (13) berikut ini :
Cara anak memakai kasur sebanyak 51.8% menggunakan kasurnya sendiri, sementara sebanyak 16.1% dipergunakan bersama-sama dengan 2 hingga 4 anak, 19.6% bersama dengan lebih dari 5 anak, tidak pakai kasur sebanyak 10.7% dan 1.8% tidak ada jawaban. Kondisi ini setelah dilakukan pemantauan langsung di lapangan bahwa ternyata terdapat kasur anak yang sudah rusak dan tidak layak pakai sehingga tidak dipergunakan lagi sementara anak pada saat menerima kasur diberikan tanggung jawab untuk merawat kasur tersebut, sementara pihak LPKA untuk pengadaan kasur sangat tergantung pada anggaran yang tersedia. Kemudian dalam hal penggunaan kasur pun juga melakukan tukar menukar dalam hal penggunaannya, yakni sebanyak 12.0% sementara selebihnya 88.0% menggunakan kasur yang sama sesuai kepemilikan mereka.
Catatan Penelitian :
- Penelitian ini dilakukan bersama sama dengan Mahasiswa Jepang atas nama Mrs. Joko
- Hasil penelitian ini akan kami tindak lanjuti dalam bentuk program singkat (1 bulan) penanganan pola hidup sehat bagi anak, dalam bentuk kegiatan :
- Penyuluhan cara mandi dan cuci tangan yang benar bekerjasama dengan dokter Puskesmas Kutoarjo;
- Pembagian handuk satu anak satu handuk bekerjasama dengan pihak ketiga;
- Program pengobatan penyakit kulit bekerjasama dengan Puskesmas Kutoarjo.
=============================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar