BERJUANG TANPA LELAH---CIPTAKAN RUANG PASAR TANPA PESAING DAN BIARKAN KOMPETISI TAK LAGI RELEVAN (KIM & MAUBORGNE)"

Senin, 20 Februari 2012

Drama Sepak Bola 'TIM BUI' Tayang di Metro TV



Kapanlagi.com - Sebuah drama seri yang mempromosikan kekuatan tim olah raga sepak bola dalam menghadapi perbedaan dan resolusi konflik akan segera tayang di Indonesia.

Dalam siaran pers Jumat (10/02/2012), drama seri dengan 13 episode itu berjudul TIM BUI. Drama seri itu menggabungkan kecintaan masyarakat pada sepak bola dan drama televisi.

Dalam drama itu juga dihadirkan toleransi beragama, kerja sama tim dan resolusi konflik di masyarakat. Serial ini akan tayang mulai 19 Februari, pukul 13.30 sampai 14.00 WIB di Metro TV.

Serial tersebut adalah hasil kerja sama LSM internasional yang fokus dalam pembangunan perdamaian yaitu Search For Common Ground (SFCG) dan SET. Film ini didanai oleh United Kingdom Department for International Development (DFID) dan pemerintah Australia melalui AusAID.

TIM BUI mengambil setting di sebuah lapas fiktif bernama Lawang Betung, di mana terdapat dua geng berdasarkan suku selalu terlibat konflik.

Pemain utama yang terlibat diantaranya nominator aktor pendukung terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2011, Agus Kuncoro sebagai Kepala Pembina Lapas, Rio Alba sebagai Kepala Keamanan Lapas, Richard Alino dan Daffi Ariaga sebagai pemimpin geng, Aerly Ashyla sebagai Kepala Lapas, dan Abby Gallaby sebagai putri Nina.

Dalam serial tersebut, kekerasan, hubungan saling bertentangan antargeng berubah menjadi satu kerjasama dan saling menguntungkan. Pembentukan tim sepak bola menjadi kekuatan pemersatu dalam membantu anggota geng dalam mengatasi perbedaan dan bekerja sama untuk meraih keberhasilan di lapangan.

"TIM BUI mempromosikan model positif dari interaksi sosial yang ditulis, diproduksi dan ditayangkan oleh orang Indonesia," ungkap Direktur Asia Search For Common Ground (SFCG) Brian D. Hanley.

Sementara itu Direktur SET Garin Nugroho mengatakan memilih setting penjara karena selalu dianggap sebagai muara dari beragam bentuk nilai yang bertentangan dengan demokratisasi.

"Penjara selalu dianggap muara berbagai bentuk nilai yang bertentangan dengan demokratisasi. Banyak nilai penting yang bisa diperoleh penonton khususnya yang berada di daerah konflik," ungkap Garin. (antara/dar)

Tidak ada komentar: