BERJUANG TANPA LELAH---CIPTAKAN RUANG PASAR TANPA PESAING DAN BIARKAN KOMPETISI TAK LAGI RELEVAN (KIM & MAUBORGNE)"

Rabu, 11 Januari 2012

Film-Film Tentang Penjara (Part II)

Terang Bulan (1950)

Juningsih (Sofia) dan Idris (Moh Mochtar) sama-sama kuliah di fakultas kedokteran Jakarta dan merupakan pasangan asmara. Tapi, di rumah orangtuanya di Bandung, Juningsih membelokkan pestol Subandi (Syamsu) yang mengancam dirinya, hingga Subandi terbunuh. Tepat pada saat itu Idris datang dan mengambil alih tanggungjawab hingga ia masuk penjara. Juningsih lalu dipaksa kawin dengan Ridwan (Rd Mochtar) yang kaya. Ketika Indonesia merdeka, Juningsih, yang diusir suaminya karena fitnah, dan Idris yang lari dari penjara, ikut dalam perang mempertahankan kemerdekaan. Idris berhasil membasmi gerombolan pengacau yang dipimpin oleh kakak Juningsih sendiri, Suryadinata (Rd Dadang Ismail). Sesudah Indonesia berdaulat penuh, Idris menyerahkan Juningsih kepada... Ridwan (!).

Harimau Tjampa (1953)

Dengan dendam terhadap pembunuhayahnya, Lukman (Bambang Hermanto) berguru silat di kampung Pau. Mula-mula ia minta pada Datuk Langit (Rd Ismail), tapi dimintai bayaran tiga kerbau. Akhirnya ia belajar pada seorang guru yang dilihatnya berhasil mengalahkan musuhnya dalam sebuah perkelahian. Guru ini memberi syarat agar silatnya tidak dipergunakan sembarangan. Lukman berjanji. Berulang kali janji itu dilanggar, tapi selalu dimaafkan, hingga dia tamat memperoleh ilmu silat. Janji ini dilanggar lagi saat ia tengah berjudi. Bandar judi yang menghalangi percintaannya secara tak sengaja tertusuk pisaunya sendiri. Lukman masuk penjara. Di dalam penjara itu diperoleh kepastian bahwa pembunuhan itu atas perintah kepala negeri, yaitu Datuk Langit. Lukman meloloskan diri dari penjara untuk bikin perhitungan. Datuk Langit diringkus dan diserahkan ke polisi sebagai pembunuh, sedangkan Lukman juga menyerahkan diri buat menjalani sisa hukuman. Latar belakang Minang dalam musik, petatah-petitih, adat dll tampil dalam film ini.

Asmara Dua Diana (2009)

Asmara (Jamie Aditya) adalah pria yang paling beruntung. Ia menikah dengan Diana Wulandari (Luna Maya) yang selain cantik, juga merupakan anak tunggal seorang pengusaha travel kaya di Jakarta. Ia diserahi perusahaan oleh mertuanya. Warisan pun terbentang di depan mata. Kesialannya hanya satu, ia mempunyai masalah dengan kesetiaan. Asmara yang memang dasarnya pria supel dan baik, mudah menarik hati wanita. Hingga kali ia bertemu dengan Diana Dwiyana (Aura Kasih) yang seksi dan mempesona.

Setelah berkencan berkali kali, Diana Dwiyana mengaku hamil dan meminta Asmara bertanggung jawab. Ia ternyata adik seorang kolonel yang tega berbuat kasar terhadap orang yang mengganggu keluarganya. Dilain pihak ternyata Diana Wulandari juga hamil. Keluarganya menyambut suka cita. Sebagai hadiah, Asmara dibuatkan perusahaan baru.

Diana Dwiyana, tidak sabar menunggu, Ia mengancam Asmara akan memberitahu istrinya bahwa Asmara berselingkuh dengannya. Asmara yang panik dan takut segera menyewa jasa Bakri, seorang pembunuh bayaran untuk meng’hilang’kan Diana Dwiyana. Dikarenakan panik, Asmara kabur keluar kota dan menghilang. Saat pelarian, ia bertemu dengan preman yang baru keluar dari penjara. Ia mendapat pencerahan dari preman yang bilang padanya bahwa tempat paling aman itu penjara. Tak seorangpun bisa menyentuh kita. Asmara pun mendapat ide cemerlang, ia harus masuk penjara. Kemudian Asmara justru sering cari gara gara untuk bisa masuk penjara. Sampai semua sipir bosan dan dendam padanya. Dasar cerdik, Asmara malah membuat bisnis baru di dalam penjara. Ia pun menjadi napi favorit.


Jamila dan Sang Presiden (2009)

Diawali dengan narasi dari Jamila (Atiqah Hasiholan) yang menceritakan bahwa ia adalah korban dari human trafficking. Kemudian lewat beberapa adegan, mengenalkan kehidupan Jamila sekarang; glamor, malam, dan ketidaksenangan batin. Dirinya kemudian menyerahkan dirinya karena mengaku telah membunuh seorang pejabat tinggi negara bernama Nurdin (Adjie Pangestu) tanpa diketahui oleh pria yang mendekatinya, Ibrahim (Dwi Sasono). Ibrahim yang simpati dengan Jamila mengkontak pengacara Jamila, Malik (Marcelino Lefrandt)dan bekerja sama untuk membebaskan Jamila. Jamila, yang dari perintah langsung presiden untuk menempatkannya di luar kota, dipindahkan ke sebuah LP di luar kota. Disana ia mendapatkan perlakuan kasar dari seorang sipir wanita yang ditakuti bernama Ibu Ria (Christine Hakim).

Di LP itu, dari buku harian Jamila yang diambil Ibu Ria, memberi tahu masa lalu Jamila yang kelam. Ia dijual oleh ibunya kepada mucikari yang menjualnya kepada sebuah keluarga kaya. Di keluarga itu, terdapat suami istri yang tua dan beranak laki-laki. Kedua lelaki itu memperkosa Jamila setiap malamnya secara bergantian sampai akhirnya sang anak dibunuh oleh Jamila dan Jamila segera kabur. Bersamaan, sang Ibu (Jajang C. Noer) yang tahu kelakuan suaminya, membunuh dia. Dari keluarga itu, ia kabur dan menjadi pembantu di kompleks pasar, mengetahui ia akan diperkosa, Jamila kabur lagi sambil melintasi sebuah diskotek. Disana, ia dikira sebagai salah satu dari PSK ketika polisi menggrebek tempat itu. Sampai cukup besar, ia dirawat oleh seorang PSK yang baik hati bernama Susi (Ria Irawan) yang ikut terjaring di diskotek. Kembali ke masa kini, Jamila dituntut oleh berbagai aktivis masyarakat untuk dihukum mati. Dalam penjara ia diberikan simpati oleh Surya (Surya Saputra) yang iba atas dirinya. Namun Jamila tidak mengindahkan dia, bahkan Ibrahim, Jamila semakin memikirkan nasib adiknya, Fatimah yang sudah lama berpisah.

Terjadi pertengkaran verbal antara Ibu Ria dan Jamila. Jamila membunuh sang menteri atas kebenciannya terhadap politikus dan negara, yang telah membiarkan kehidupannya menjadi sengsara. Atas kelakuannya, ia dikurung di sel isolasi. Beberapa hari kemudian, Jamila dijatuhi hukuman mati kendati banyak masyarakat yang prihatin atas nasibnya. Ibu Ria yang mulai iba, membujuk Jamila untuk mengajukan perpanjangan sebelum ia dihukum mati. Dalam 36 jam sebelum hukuman, ia berkeras bertemu dengan presiden karena ialah yang telah bertanggung jawab atas keadaan yang menimpanya selama ini. Jamila menceritakan kepadanya mengenai di Kalimantan. Saat ia membunuh seorang lelaki yang telah menyengsarakan adiknya dalam rumah bordil, saat itu Jamila yang menyamar menjadi pelacur disana berhasil menemukan baju Fatimah walau ia tak menemukannya.

Sehari sebelum hukuman Jamila, Susi ditemui oleh Ibrahim. Susi lalu menceritakan, mengenai saat Nurdin yang jatuh cinta kepada Jamila dan diberi kemewahan, Jamila mendapat pukulan atas berita akan menikahnya Nurdin. Namun, Jamila memberi tahu kalau ia mengandung anak Nurdin. Pada sebuah kesempatan di muka umum, Nurdin dipermalukan oleh Jamila secara tidak langsung. Saat mereka bertemu di sebuah kamar Hotel, Nurdin mengancamnya dengan sebuah pistol apabila ia tidak mau berhenti. Namun saat pertengkaran, Jamila membunuh Nurdin dengan pistol tersebut untuk melindungi diri. Di penjara, Jamila tetap tidak mengubah keputusannya untuk mengajukan perpanjangan. Sampai akhirnya ia diantar menuju tempat eksekusi, bunyi pistol ditembakkan, mengimplikasikan bahwa akhirnya Jamila dihukum mati. Kemudian film menuliskan fakta-fakta mengenai perdagangan anak dan prostitusi.

Tidak ada komentar: